Bethara Lendir
Profil Bethoro Lendir
Menyebut dirinya sebagai kelompok bermain musik eksperimental, noise, dan performans. Bethara Lendir terbentuk tahun 2021 dengan empat oran...
Matur Nuwun Bhumi
Matur nuwun kulha marang ibu bhumi
Gunung panguripan
Segara welas lan asih
Tanpa pamrih mung legawa
Bhumi wus ngewanti luwiha gemati
Sambang seduluran
Guyub rukun dipun uri
Nyingkap-nyingkap dur angkara
Bhumi wus ngewanti luwiha gemati
Tresna marang alam
Alam gek tansah lestari
Sumingkir teka prahara
Bhumi wus ngewanti luwiha gemati
Manunggal mring sang Hyang
Umbul dunga lan puji
Rahayu a jagad raya
Dari Sini Hendak Bagaimana?
Judul: Dari Sini Hendak Bagaimana? -
Nama: Betlend (Abimanyu, Lamijan, Krismon, Rio)
Tahun: 2024
Media: 4 Mp3 Player, 4 Memori, Amplifier, 6 Speaker, Kabel, Audio, Meja, Akrilik, Knop.
Deskripsi: Mendengar dengus nafasnya hingar-bingar; Gresik. Merupakan perjalanan spiritual masuk kedalam dunia urban - padat industri. Betapa orang-orang mempertaruhkan hidup pada material. Setiap sirine melolong, seketika orang berdesakan menuju mulut kilang raksasa. Pabrik-pabrik itu menjadi penentu hidup bagi masyarakat. Tak menuju kilang, maka tak kenyang. Karya "Dari Sini Hendak Bagaimana?" Merupakan karya interaktif dengan media suara. Terdapat bermacam pilihan suara diantaranya suara riuh lingkungan kampung di Gresik, suara mesin diesel, suara sirine yang melolong, dan suara kicau burung beserta ombak beserta angin. Tiap-tiap suara memiliki emosinya masing-masing. Tiap-tiap suara bercerita tentang kehidupan sosiologisnya masing-masing. Sangat dipersilakan bagi audiens bilamana berkenan merespon karya instalasi untuk memilih suara sekaligus mendengarkannya dan membayangkan bagaimana Gresik yang diinginkan melalui suara-suara itu. Karya ini bisa menjadi refleksi diri tentang design lingkungan juga tentang sikap kita terhadap lingkungan. Ketersinggungan lain adalah melihat kilang pupuk raksasa: Petrokimia yang hadir berusaha menawarkan solusi terhadap pertanian justru pabriknya memproduksi limbah besar. Istilah "Petro Nguyuh!" dituturkan dari mulut masyarakat Gresik ketika pabrik pupuk ini mengalirkan limbahnya yang bau dan berbahaya menuju danau. Petro Nguyuh! merupakan contoh dari sekian banyaknya isu kegagalan perusahaan besar dalam mengelola limbahnya. Petro Nguyuh! adalah maklum dari masyarakat. Demi pancar sinar terang yang menjadi daya tarik masyarakat untuk melihat kecerahan hidup. Cahaya hijau. Cahaya silau.
Wayang Pratiwi
Kegiatan ini disebut sebagai “Wayang Pratiwi”. Sebuah kegiatan yang
bertolak pada fenomena sosial-lingkungan yang terjadi saat ini, khususnya
pada isu tanah dan pertanian. Secara umum kita menghadapi pembangunan
yang sangat progresif dan futuristik. Banyak pembangunan yang di inisiasi
oleh pemerintah maupun perusahaan swasta di sekitar tempat tinggal kita.
Sebagai contoh pembangunan jalan tol, pusat perdagangan, pembangunan
bandara atau pusat transportasi dan bahkan pabrik-pabrik. Tentu hal ini
dilakukan dengan tujuan yang baik dan berorientasi terhadap kesejahteraan
ekonomi masyarakat Indonesia. Namun dalam hal ini ada sudut pandang lain
yang tidak jarang dikesampingkan oleh pemangku kepentingan. Bagian yang
cukup vital ini merupakan sudut pandang pertanian. Dapat kita ketahui bahwa
saat ini banyak lahan pertanian atau perkebunan yang dialihfungsikan
menjadi situs pembangunan masa depan yang kemudian menyebabkan lahan
pertanian semakin berkurang dan bagi kami mencemaskan karena dapat
menurunkan jumlah produksi bahan pangan pokok.
Disisi lain keseimbangan lingkungan pun terdampak. Sebagai contoh
pada daerah yang dekat dengan pembangunan bandara Kediri, tersebut desa
Watu Umpak kecamatan Prambon, Nganjuk. Saat ini terancam kekeringan
ketika kemarau dan ketika musim penghujan menjadi daerah yang rawan
banjir padahal sebelum-sebelumnya daerah tersebut tidak pernah mengalami
kondisi semacam itu. Kekeringan yang terjadi mengancam kebutuhan
pengairan lahan pertanian milik warga setempat. Ancaman banjir juga
membayang-bayangi pertanian warga, karena dapat merusak tanaman yang
sudah mereka rawat. Beberapa peristiwa yang terjadi dilingkungan dekat
kami itu menjadi acuan dasar dalam pengkaryaan kami. Tak hanya itu kami juga berpijak pada folklor Dewi Sri yang masih dilestarikan beberapa
kelompok masyarakat memantik keinginan kami untuk mengeksplorasi
folklore ini guna mengomentari tentang fenomena sosial-lingkungan yang
contohnya sudah dijelaskan diatas.
Ringkasnya, dalam kegiatan “Wayang Pratiwi” ini Bethara Lendir akan
menampilkan pertunjukan wayang eksperimental dengan iringan bunyi musik
noise yang menstimulus penonton untuk menggali lebih dalam dimensi-
dimensi spiritual yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan alam.
Menstimulus refleki penonton tentang etika lingkungan dan kesadaran ekologi
melalui pengalaman penginderaan penonton terhadap karya yang dihadirkan
oleh Bethara Lendir. Media wayang digunakan sebagai alat transfer informasi
yang familiar bagi masyarakat. Pertunjukan ini akan dibersamai dengan
berbagi benih pohon kepuh yang dibagikan ke penonton untuk ditanam di
lingkungan mereka. Hal itu dilakukan sebagai bentuk investasi kehidupan di
masa mendatang. Pertunjukan diselenggarkan pada hari Minggu tanggal 3
Februari 2024. Setelah pertunjukan kami membuka diskusi secara umum dan
santai untuk menyingkap hal-hal yang dianggap tabir dalam pertunjukan
selama berlangsung agar proses transfer informasi jadi lebih efektif. Pada
tanggal 4 Februari 2024 diselenggarakan workshop membuat perangkat
bunyi noise dengan peserta umum dan jumlah yang sebanyak-banyaknya 20
peserta. Workshop ini sebagai ruang saling bertemu dan belajar bersama.
Sekaligus menjadi wadah bagi rekan-rekan yang ingin memulai mempelajari
seni bunyi eksperimental atau noise.
Langganan:
Komentar (Atom)
-
Rio Ari Firmansyah atau sebut saja Cah ndeso , merupakan seniman media yang bertempat tinggal di Kabupaten Nganjuk. Berlatar be...
-
Menyebut dirinya sebagai kelompok bermain musik eksperimental, noise, dan performans. Bethara Lendir terbentuk tahun 2021 dengan empat oran...


